Link Shopee Disini

TOKOH-TOKOH SUPER JENIUS DUNIA LXIV

PAUL EHRLICH

Perintis Kemoterapi


Kemoterapi, atau yang dalam istilah Inggrisnya disebut chemotherapy, merupakan salah satu metode pengobatan yang memanfaatkan za kimia untuk melawan penyakit. Metode pengobatan ini dilakukan dengan cara terapi pemberian senyawa kimia sebagai obat untuk mengurangi, menghilangkan, atau menghambat pertumbuhan parasit atau mikroba yang menyebabkan penyakit di dalam tubuh manusia.

Sebenarnya, terdapat beberapa jenis kemoterapi untuk menangani sejumlah penyakit tertentu, seperti kemoterapi untuk kanker, kemoterapi antiamuba, kemoterapi antelmintik, kemoterapi antimalaria, kemoterapi antifungal dan lain sebagainya. Namun, dalam perkembangannya, kemoterapi menjadi identik sebagai metode andalan dalam penanganan penyakit kanker atau tumor ganas.

Perintis sekaligus penemu metode kemoterapi untuk pengobatan adalah Paul Ehrlich. Dilahirkan di Strehlen, Jerman, pada 14 Maret 1854, Ehrlich sebenarnya bukan termaksud siswa yang cukup menonjol di sekolah. Prestasi akademis yang diperolehnya semasa menempuh pendidikan dasar dan menengah sangat biasa saja, tidak ada yang spesial. Ketidakistimewaan Ehrlich ini berlanjut ketika ia menempuh kuliah dan baru terbantahkan ketika ia berhasil menemukan metode pengobatan luar biasa yang kemudian dikenal dengan istilah kemoterapi.

Ehrlich sebenarnya bukan murid atau siswa yang tidak cerdas. Hanya saja dia tidak punya banyak waktu untuk belajar dalam konteks pelajaran sekolah. Ehrlich lebih senang memanfaatkan waktunya hal-hal yang bersifat eksperimen. Salah satu jenis percobaan yang paling disukai dan sering dilakukan oleh Ehrlich adalah mencoba bermacam-macam zat kimia yang sekiranya dapat berguna bagi manusia. Ehrlich memang punya obsesi bisa menemukan sesuatu yang dapat membunuh bibit-bibit penyakit yang ada dalam raga manusia tanpa merusak jaringan tubuh. Keinginan kuat inilah yang menjadi pijakan dasar ditemukannya metode kemoterapi oleh Ehrlich.


Keyakinan Ehrlich terhadap manfaat zat kimia tertentu bagi manusia memang bukan tanpa alasan. Ia percaya bahwa zat kimia tertentu bisa menyerap atau bahkan membunuh bibit penyakit tertentu yang diidap oleh manusia sehingga penyakit itu akan hilang dan si penderita akan sembuh dari sakitnya. Optimisme Ehrlich ternyata terbukti dan menjadi kenyataan. Ia berhasil menemukan cara pengobatan dengan memanfaatkan zat-zat kimia yang justru berfungsi sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit. Metode kemoterapi yang diciptakan oleh Ehrlich pun segera memperoleh pengakuan dari berbagai pihak.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, metode kemoterapi bisa digunakan untuk menangani beberapa jenis penyakit. Untuk penanganan penyakit kanker, kemoterapi dilakukan dengan tujuan membasmi sel-sel kanker dengan mengganggu fungsi reproduksi sel. Kemoterapi juga bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum dilakukannya operasi, merusak semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi, dan mengobati beberapa jenis penyakit kanker darah.

Akan tetapi, meskipun menjadi salah satu solusi untuk pengobatan kanker, kemoterapi juga mempunyai beberapa efek samping bagi pasien, antara lain mual, muntah, kerusakan pada ginjal, iritasi pada rongga mulut, rambut rontok, menurunkan hasrat seksual, sariawan dan diare.

Sedangkan kemoterapi yang digunakan untuk mengobati penyakit selain kanker biasanya merujuk pada kemoterapi antibakteri atau antibiotik. Pada 1909, Ehrlich menemukan sebuah senyawa arsenik yang mujarab digunakan untuk melawan penyakit sifilis. Jejak Ehrlich kemudian menjadi jalan bagi para dokter lainnya dalam mengembangkan metode kemoterapi.

Ehrlich yang pada awalnya tidak diperhatikan orang karena prestasi akademisnya yang biasa-biasa saja ternyata mampu mengejutkan dan membuat kagum banyak orang. Pada usia 24 tahun, ia sudah menyandang gelar doktor. Luar biasanya lagi, pada 1908, Ehrlich berhasil meraih hadiah Nobel pada bidang kedokteran dan Fisiologi. Sang perintis kemoterapi, Paul Ehrlich meninggal dunia pada 20 Agustus 1915 di Homburg, Jerman.***

 

PIRI REIS

Perintis Peta Dunia


Peta menjadi alat penunjuk tempat yang sangat berguna bagi banyak orang, apalagi untuk mereka yang sedang mengunjungi tempat-tempat baru yang belum dikenalnya. Peta dapat dijadikan acuan sekaligus panduan supaya kita tidak tersesat ketika berada di suatu tempat yang asing. Di atas peta biasanya ditampilkan gambar yang menunjukkan letak suatu tempat (baik dalam lingkup benua, negara, kota dan seterusnya), laut, sungai, gunung dan lain sebagainya. Untuk peta wilayah yang ditujukan untuk kepentingan wisata, biasanya dilengkapi juga dengan letak hotel, objek wisata, pusat keramaian dan hal-hal terkait lainnya.

Secara ilmiah, pemaknaan peta didefinisikan sebagai gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Saat ini, peta tidak hanya dapat dinikmati dalam wujud lembaran kertas saja alias peta konvensional. Peta juga sudah diadaptasi dalam rupa digital yang bisa ditampilkan dan dilihat dari komputer. Bahkan, peta digital dirasa lebih hebat ketimbang peta konvensional karena menyajikan data yang lebih rinci dan detail. Istilah "peta", atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai map, sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Secara fisik, bentuk peta konvensional memang sangat mirip dengan taplak meja.

Peta yang paling fenomenal dan paling mengesankan tentu saja peta dunia. Nah, orang yang pertama kali membuat peta dunia adalah seorang pelaut tangguh bernama Haci Ahmed Muhiddin Piri. Namun, orang lebih mengenalnya dengan nama Piri Reis. Istilah reis sendiri mempunyai makna "kapten", yang itu berarti, Piri Reis adalah seorang kapten kapal.

Reis dilahirkan di Gillipoli, Turki, pada 1465. Orang ini bukanlah pelaut sembarangan, Reis diakui sangat berbakat di bidang kelautan. Salah satu buktinya adalah Reis pernah dipercaya memimpin salah satu armada laut milik Khalifah Ustmaniyah. Pengetahuan dan pengalamannya sebagai pelaut yang sering menjelajahi keberagaman tempat di berbagai penjuru bumi inilah yang memotivasi Reis untuk membuat peta dunia yang pertama ada dalam sejarah manusia.

Berbekal semua kelabihan yang ada padanya sebagai seorang pelaut ulung, pada 1513 Reis memulai obsesinya untuk membuat peta dunia. Selama kurang lebih 8 tahun, Reis berkutat dalam pekerjaannya itu dan pada 1521, Reis akhirnya memperkenalkan peta dunia hasil karyanya kepada publik. Kemudian, peta dunia pertama itu oleh Reis dihimpun menjadi sebuah buku yang berjudul Al-Bahriye versi pertama dan diluncurkan pada 1529. Al-Bahriye versi pertama dilengkapi dengan petunjuk navigasi dan kondisi tempat-tempat di dunia. Al-Bahriye sendiri berarti "buku petunjuk" atau "buku navigasi".

Di sela-sela pengerjaan dan peluncuran Al-Bahriye versi pertama, Reis ternyata masih disibukkan dengan urusan angkatan laut sekurun 1528-1529, armada laut Turki yang dipimpin oleh Reis terlibat pertempuran dengan armada laut milik Portugis di Laut Merah dan Laut India. Pengalaman bertempur melawan Portugis ini kemudian menjadi inspirasi bagi Reis untuk menyusun buku Al-Bahriye versi kedua untuk melengkapi buku versi pertamanya.

Banyak pihak yang mengakui bahwa Al-Bahriye merupakan buku pedoman terlengkap bagi dunia pelayaran. Reis memang sengaja menyusun buku-bukunya sebagai panduan yang diperuntukkan bagi kaum pelaut seperti dirinya. Al-Bahriye merupakan buku penting yang berisi tentang teknik melaut dan pengamatan geografis. Al-Bahriye versi pertama terdiri dari 132 bab, sedangkan buku kedua terdiri dari 210 bab.


Ketika orang Eropa baru menemukan Antartika pada 1818, Reis sudah menjelajah benua dari Afrika hingga Amerika Selatan. Banyak orang yang meyakini bahwa peta dunia bikinan Reis jauh lebih lengkap dan akurat ketimbang peta serupa yang dibuat oleh Christopher Colombus, sang penemu benua Amerika. Apalagi peta asli yang konon katanya dibuat oleh Colombus itu masih sangat sulit ditemukan. Lain halnya dengan peta dunia pertama dalam buku Al-Bahriye karya Reis yang masih tersimpan dengan baik di sejumlah museum di Turki dan negara-negara Eropa lainnya.

Piri Reis tampaknya benar-benar mengabdikan diri sepenuhnya di lautan luas. Riwayat hidup sang kapten pun berakhir di tengah samudera biru ketika sedang berlayar usai peperangan.  Kapten Piri Reis, pembuat peta dunia pertama, ditengarai meninggal dunia antara tahun 1554 atau 1555.***

Belum ada Komentar untuk "TOKOH-TOKOH SUPER JENIUS DUNIA LXIV"

Posting Komentar

Jangan Merubah Kode Ini

Jangan Merubah Kode Ini

Jangan Merubah Kode Ini

Jangan Merubah Kode Ini