Link Shopee Disini

TOKOH-TOKOH SUPER JENIUS DUNIA LXIX

ROBIN LI

Perintis Baidu.com


Di tengah persaingan ketat antara Google dan Yahoo sebagai dua search engine terbesar di dunia, muncul pendatang baru dari Asia yang perlahan tapi pasti mulai memberi ancaman . Inilah Baidu, mesin pencari yang mulai menebar pesona di dunia maya. Sedangkan di jajaran website paling populer sedunia secara umum tanpa membedakan pangsa pasar, Baidu duduk manis di peringkat enam besar, prestasi yang cukup pestisius bagi salah satu produk digital kebanggaan masyarakat negeri tirai bambu ini.

Mesin pencari Baidu.com didirikan oleh Robin Li, sosok jenius dari cina. Menyandang nama asli Li Yanhong, lelaki yang kemudian lebih dikenal dengan nama Robin Li ini lahir pada 17 November 1968 di Yangquan, Shanxi, Cina. Li berasal dari keluarga kelas bawah dengan kehidupan yang sangat sederhana. Ayah dan ibunya hanya bekerja sebagai buruh pabrik. Li adalah salah satunya anak laki-laki di antara empat orang saudara perempuannya.

Latar belakang kehidupan keluarganya yang serba terbatas inilah yang memacu Li untuk maju dan menjadi orang yang mapan. Ia selalu ingat pesan ibunya yang selalu berkata, "Keluarga kita bukanlah keluarga kaya. Kalau kamu ingin memiliki pekerjaan yang bagus, kamu harus belajar dengan giat dan sekolah ke perguruan tinggi!"

Untuk mewujudkan pesan sang ibunda, Li giat belajar sejak usia dini. Hasilnya, ia meraih prestasi terbaik dalam ujian seleksi masuk sekolah menengah atas. Setelah lulus SMA pada 1987, Li kembali mengukir tinta emas dengan lulus sebagai peserta terbaik dari yangquan dalam seleksi untuk menjadi mahasiswa perguruan tinggi terkemuka di China. Prestasi akademis yang menjulang itulah yang yang membuat Li diterima sebagai mahasiswa di Universitas Peking. Di perguruan tinggi terbesar yang terletak di bekas ibu kota China itu, Li memilih bidang studi Manajemen Informatika Perpustakaan.

Li menamatkan kuliah dalam waktu 4 tahun, yakni pada tahun 1991. Setelah meraih gelar sarjananya, Li mencoba peruntungan dengan mengirimkan berpuluh-puluh surat lamaran ke berbagai perguruan tinggi di Amerika Serikat. Li sangat berharap salah satu dari lamarannya itu diterima karena ia memang sangat ingin kuliah di Amerika Serikat. Sembari menunggu hasilnya, Li bekerja seadanya, sekedar untuk bertahan hidup dan mengisi waktu.

Bulan demii bulan pun berlalu tanpa ada kabar. Hingga akhirnya, di akhir tahun 1991, Li mendapat kabar baik. Ia mendapat surat panggilan dari State University of New York. Dengan girang, Li pun berangkat ke negeri Paman Sam atas biaya sendiri yang telah lama dikumpulkannya. Di State University of New York, Li mengambil jurusan ilmu komputer dan lulus dengan meraih gelar master pada 1994.

Kemudian Li bekerja pada Dow Jones dan Company sebagai konsultan pelayanan informasi. Selain itu, sejak tahun 1996, Li diperbantukan untuk mengelola edisi online surat kabar terkenal, The Wall Street Journal. Energinya tampaknya berlebih karena di waktu yang sama ia juga sedang mengembangkan perangkat search engine yang menggunakan sistem algoritma. Pada 1997, Li direkrut oleh Disney untuk mengelola perusahaan search engine bernama infoseek. Beberapa bulan bekerja di sana, Li merasa tidak nyaman karena Disney dinilainya tidak tidak memegang komitmen untuk mengelola infoseek secara serius.

Pada 1998, Li berkunjung e Silicon Valley, kawasan utama yang menjadi pusat perusahaan teknologi informasi di Amerika Serikat. Kedatangan Li ke Silicon Valley adalah untuk merampungkan buku yang sedang ditulisnya. Buku itu berjudul Silicon Valley Business War. Dari semua pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya selama di Amerika itu, Li kemudian bertekad untuk membuat search engine sendiri. Pada 1999, ia pulang ke China untuk merealisasikan keinginanya itu.


Akhirnya pada awal tahun 2000, Li berhasil meluncurkan search engine hasil ciptaannya. Li sadar bahwa upayanya itu tidak akan mudah karena berada di tengah persaingan dua raksasa, Google dan Yahoo. Produk Li diberinya nama Baidu yang secara harafiah dapat diartikan dengan makna "ratusan kali". Nama Baidu terinspirasi oleh selarik puisi lama dalam tradisi China. Ternyata, Baidu memperoleh sambutan yang meriah dari publik China. Apalagi, pamor Google di China sedang jatuh karena bermasalah dengan pemerintah di sana. Jadilah Baidu menjadi pilihan utama masyarakat China penghuni dunia maya.

Baidu menjadi search engine terbesar di China dengan menguasai lebih dari 70% segmen pasar. Sedangkan di tingkat dunia, Baidu menjadi search engine terbesar ketiga yang siap menggoyang kemapanan Google dan Yahoo. Berkat Baidu, nama Robin Li melambung tinggi. Ia menjadi orang terkaya kedua di China dengan kekayaan mencapai 7,2 miliar dolar AS hingga awal tahun 2011.***


ROGER BACON

Penemu Kaca Pembesar


Penemu kaca pembesar yang sangat berguna sebagai alat optik untuk melihat benda-benda kecil yang lebih sederhana dan praktis ketimbang mikroskop adalah Roger Bacon. Tokoh penemu yang satu ini memang terkenal sebagai sosok yang jenius. Ia memperoleh gelar kehormatan dari Doktor Mirabilis yang berarti "Guru yang mengagumkan". Bacon adalah seorang ahli filsafat sekaligus pemuka agama asal Inggris yang juga merupakan salah satu pemikir peletak ilmu empirisisme. Selain itu, ia adalah salah seorang perintis metode ilmiah modern di Eropa yang terinspirasi oleh para pemikir Yunani Kuno seperti Plato dan Aristoteles, serta para ilmuwan Islam dan Yahudi yang pernah tenar di masa silam, semisal Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dan Maimonides.

Roger Bacon dilahirkan pada sekitar tahun 1214 di Ilchester, Somerset, Inggris dan berasal dai keluarga yang terpandang. Bacon adalah anak yang memiliki kecerdasan tingkat tinggi. Terbukti, pada usia 13 tahun, ia sudah diterima di Universitas Oxford. Setelah lulus, Bacon diangkat sebagai pengajar di almamaternya yang termasuk salah satu perguruan tinggi paling ternama di Eropa. Pada1237, Bacon pergi ke Prancis untuk kuliah di Universitas Paris. Bacon kemudian mengajar ilmu filsafat di Universitas Paris sejak tahun 1245.

Dua tahun berselang, Bacon mulai tertarik dengan ilmu pasti, bukan lagi ilmu filsafat yang kebenarannya masih perlu diperebatkan. Ia merasa tertantang untuk membuktikan apa yang dipelajarinya melalui pengalaman, eksperimen, pengukuran, dan kemudian dijelaskan dengan rumusan yang logis serta masuk akal. Bahkan, Bacon berbalik mengkritik bidang ilmu filsafat yang ditudingnya hanya menghasilkan pengetahuan yang spekulatif dan tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Bacon menyarankan dilakukannya perubahan mendasar terhadap kurikulum yang diterapkan di perguruan tinggi. Ia ingin tidak hanya filsafat dan teologi saja yang diajarkan di universitas, tapi juga pengetahuan tentang ilmu pasti.

Bacon mendalami ilmu kimia, astronomi, matematika dan fisika, khusunya pada ilmu optik yang mempelajari tentang cahaya. Secara khusus, Bacon sangat tertarik dengan ilmu Optik. Selama beratahun-tahun, ia melakukan berbagai penelitian dengan lensa dan kaca untuk memahami bagaimana kinerja penglihatan oleh mata. Di sepanjang hidupnya, Bacon telah menemukan banyak hal dan berperan besar di berbagai penemuan lainnya. Ia adalah salah satu peletak dasar dalam perkembangan pesawat terbang, kapal bermotor, kereta, kacamata, hidrolika, kapal uap, teleskop, mikroskop, balon udara, cara membuat mesiu dan lain sebagainya. Selain itu, Bacon juga terkenal sebagai ahli astrologi yang memberi sumbangsih besar pada penentuan posisi dan ukuran benda-benda luar angkasa. Ia meyakini bahwa benda-benda langit memberi pengaruh terhadap nasib dan pikiran manusian.


Penemuan yang paling hebat dan menjadi hasil cipta orisinal dari Bacon adalah kaca pembesar. Penemuan ini merupakan hasil dari jerih payah aktivitas penelitian tentang ilmu optik yang telah dilakukan Bacon selama bertahun-tahun. Kaca pembesar temuan Bacon sangat mudah digunakan dan cukup membantu untuk digunakan dalam melihat benda-benda kecil. Meskipun tidak sehebat mikroskop, di mana Bacon juga memiliki andil dalam penemuan alat optik ini, namun kaca pembesar menjadi alat yang sangat praktis dan cukup bisa diandalkan. Kaca pembesar yang diciptakan oleh Bacon merupakan sumbangan yang sangat berguna bagi perkembangan ilmu sains, khususnya ilmu optik yang merupakan salah satu cabang dari ilmu fisika.

Pengetahuan Bacon yang mencakup banyak sekali cabang ilmu pengetahuan menarik decak kagum banyak orang. Salah satunya adalah sang pemimpin Vatikan, Paus Clement IV, yang kemudian menyarankan kepada Bacon supaya mencatat semua apa yang diketahuinya untuk dijadikan sebuah referensi, semacam buku ensiklopedia. Bacon mengiyakan permintaan Paus Clement IV ini dan kemudian menerbitkan sejumlah buku tebal yang berisi tentang banyak hal yang telah dipelajari dan dipahaminya. Penguasaan Bacon terhadap banyak ilmu inilah yang membuatnya dijuluki sebagai "Guru yang mengagumkan". Roger Bacon wafat pada 1294 dengan meninggalkan seabrek warisan berharga sekaligus kontroversi mengenai akhir hidupnya.***

Belum ada Komentar untuk "TOKOH-TOKOH SUPER JENIUS DUNIA LXIX"

Posting Komentar

Jangan Merubah Kode Ini

Jangan Merubah Kode Ini

Jangan Merubah Kode Ini

Jangan Merubah Kode Ini