Link Shopee Disini

TOKOH-TOKOH SUPER JENIUS DUNIA LXXII

SAM WALTSON

Perintis Toko Diskon


Agar menarik pembeli, kini banyak toko yang memberikan diskon atau potongan harga untuk barang dagangannya. Diskon yang ditawarkan pun bermacam-macam, dari potongan 10%, 20% hingga 50% alias setengah harga. Bahkan, ada pula toko yang berani memberi diskon hingga 70% atau 80%. Kiat menawarkan diskon ini dilakukan supaya barang jualan di toko itu cepat laku, dan tentunya para pembeli pun menjadi tergiur karenanya. Logikanya, semakin besar diskon yang diberikan, semakin tertarik pula para konsumen untuk membelanjakan uangnya.

Nah, orang yang mempelopori strategi dagang dengan metode memberikan potongan harga alias diskon adalah Sam Walton. Sosok kreatif yang sarat dengan pemikiran inovatif ini dilahirkan di Kingfisher, Oklahoma, Amerika Serikat, pada 29 Maret 1918, dengan nama lengkap Samuel Moore Walton. Demi keberlansungan kuliahnya, Walton bekerja sambilan sebagai loper koran dan untuk membiayai kuliahnya, Sam menjadi loper koran dan petugas keamanan di kolam renang yang ada di kampusnya. Setelah lulus kuliah dan sempat bekerja di sebuah usaha bisnis retail di Iowa, Walton mengawali karir sebagai pedagang eceran. Jalur kehidupan Walton mulai merangkak naik ketika ia membuka kedai kecil bernama Wal-Mart pada era 1950-an. Ketatnya persaingan membuat Walton berpikir keras. Ia harus punya strategi jitu yang bisa membuat para pembeli tertarik pada barang dagangannya. Hingga akhirnya tercetuslah gagasan mengenai taktik potongan harga atau diskon.

Siasat itu ternyata mujarab. Toko ecerannya mulai diserbu pelanggan yang tertarik dengan potongan harga yang diterapkan Walton. Wal-Mart pun mengalami kemajuan dengan relatif cepat berkat gagasan diskon yang menggiurkan itu. Walton akhirnya berhasil meningkatkan status usahanya dari kedai eceran menjadi toko serba ada. Toko pertama Wal-Mart pun resmi dibuka pada 2 Juli 1962.

Strategi diskon yang dicetuskan Walton ternyata memang cemerlang dan sangat ampuh memikat calon pelanggan. Tak pelak, sejumlah toko yang menjadi kompetitor Wal-Mart pun beramai-ramai menerapkan taktik serupa. Tercatat, toko K-Mart yang dipimpin oleh SS Kresge, Woolco yang dikelolah oleh FW Woolworth dan beberapa toko lainnya berlomba-lomba merangsang perhatian pembeli dengan memasang tawaran diskon demi mengatrol omzet.


Walton tak mau kalah meski banyak pesaing yang meniru siasat dagangnya. Ia mencoba menerapkan terobosan baru lagi selain memberikan potongan harga. Walton berusaha memangkas harga di setiap lini niaganya. Meskipun margin laba yang diperolehnya terbilang sedikit, namun berhasil menjual barang semakin banyak, maka keuntungan pun bisa lebih terdongkrak.

Tidak hanya itu, Walton merasa perlu untuk menambah jumlah tokonya di beberapa lokasi trategis. Tujuannya sama, yakni untuk memperbanyak peluang meraup keuntungan yang bisa diperoleh dari banyak sumber jika jumlah tokonya semakin banyak. Akhirnya, dengan mengantongi modal yang cukup, Walton langsung mendirikan cabang Wal-Mart manakala ada peluang yang bisa dimaksimalkan. Hebatnya, dalam jangka tempo kurang dari 4 tahun, Walton sudah mempunya 20 toko yang menebarkan tawaran diskon.

Kendati sudah bisa dibilang sukses, Walton tak mau berhenti melakukan terobosan baru. Ia kemudian menerapkan inovasi dengan cara memberlakukan komputerisasi barang dagangan supaya pertumbuhan Wal-Mart menjadi semakin cepat. Sederet gagasan yang dicetuskan Walton tersebut membantu Wal-Mart dijadikan sebagai teladan dalam persoalan kontrol barang yang selalu update mengikuti kebutuhan pembeli dan perkembangan zaman serta gaya hidup. Terlebih lagi dengan sistem komputerisasi yang dilakukan Walton membuat Wal-Mart kian mendekati masa jayanya.

Pada 1985, majalah Forbes mengupas kedigdayaan Wal-Mart dan profil Walton sebagai otak ada di belakangnya. Dari informasi yang dimuat di majalah terkemuka di Amerika Serikat itulah terkuak fakta bahwa Sam Walton masuk dalam jajaran orang paling kaya di negeri Paman Sam.

Kendati sudah meraih kegemilangan dalam karirnya sebagai pedagang sekaligus pengusaha, Walton tidak seperti kacang lupa kulitnya. Ia menyadari asal-usulnya dari rakyat kecil. Oleh karena itu, Walton berusaha untuk tetap hidup sederhana dan memperlakukan orang lain, termasuk para pegawainya, dengan rasa humanis yang tinggi, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Pada 5 April 1992, Sam Walton tutup usia, namun jejak langkahnya sebagai pengusaha jenius tidak akan pernah terhapus. Kini menjelang dua dekade sepeninggal Walton, ribuan bahkan jutaan toko yang mengikuti jejak Wal-Mart semakin banyak berdiri di berbagai belahan bumi.***

 

SAMUEL MORSE

Penemu Telegraf dan Sandi Morse


Samuel Finley Breese Morse, atau yang biasa dikenal dengan nama Samuel Morse adalah penemu telegraf dan sandi yang diberi nama serupa dengan namanya, yakni sandi Morse. Sosok jenius ini dilahirkan di Charlestown, dekat Boston, Amerika Serikat, pada tanggal 27 April 1791. Meskipun pada akhirnya ia lebih dikenal sebagai ilmuwan, namun Morse ternyata juga piawai dalam hal seni lukis. Ia sudah belajar menggambar sejak kecil, dan hobinya itu terus dilakukannya hingga remaja dan beranjak dewasa. Bahkan, pada usia 14 tahun, Morse sudah bisa mencari uang dengan keahliannya itu.

Di masa kecil hingga dewasanya, Morse sebenarnya sosok yang biasa-biasa saja, keistimewaannya belum terlihat. Minat Morse di bidang teknologi listrik mulai timbul ketika duduk di bangku kuliah di Yale College. Ia paling suka dengan mata kuliah tentang kelistrikan. Meskipun demikian, keterampilannya melukis tidak pernah luntur dan Morse masih tetap berpegang teguh pada cita-citanya semula, yakni ingin menjadi seorang seniman lukis. Di sisi lain, orang tua Morse mencemaskan keinginan anaknya itu. Mereka takut menjadi pelukis tidak akan bisa menjamin hidup Morse kelak. Oleh karena itu, orangtua Morse kemudian menyuruhnya untuk bekerja dengan maksud agar hari-hari Morse tidak terbuang sia-sia hanya dengan melukis. Morse pun menuruti kemauan orangtuanya itu dengan berjualan buku, namun ia tetap melukis pada malam harinya.

Ayah dan ibu Morse akhirnya sadar bahwa minat sang anak di bidang seni lukis sangat besar, apalagi Morse memiliki bakat dan keahlian yang cukup baik. Orangtua Morse berbalik mendukung cita-cita anaknya itu, bahkan mereka menabung agar bisa menyekolahkan Morse di sekolah seni terbaik. Morse akhirnya dikirim ke Royal Academy di London, Inggris, untuk memperdalam kemampuan seni lukisnya. Morse memang berbakat dalam hal seni, bukan hanya seni lukis, melainkan juga seni patung. Pada suatu kali, Morse membuat replika Hercules dari tanah liat dan hasilnya sangat disukai oleh pengajar sekolahnya. Sang profesor kemudian menyarankan kepada Morse agar mengikutsertakan karyanya itu dalam sebuah perlombaan karya seni. Tak disangka, Morse berhasil menang dan memperoleh medali emas.

Bulan Oktober 1832, ketika Morse dalam perjalanan pulang ke Amerika Serikat dengan menumpang kapal laut, secara tidak sengaja ia mendengar obrolan tentang penemuan elektomagnet. Secara tiba-tiba, di benak Morse kemudian muncul konsep telegraf listrik untuk alat komunikasi. Telegraf adalah perangkat untuk mengirim dan menerima pesan dari jarak jauh. Sesampainya di Amerika, Morse segera melakukan serangkaian riset dan uji coba untuk merealisasikan pemikirannya itu. Akhirnya, ia berhasil menciptakan model telegraf untuk pertama kalinya pada 1835. Model telegraf perdana itu diujicobakan di gedung tempatnya ia bekerja sebagai pengajar seni, yaitu di Universitas New York.



Merasa hasilnya belum sempurna, beberapa lama, Morse dengan tekun terus melakukan penelitian, dengan dibantu oleh 2 orang sahabatnya, yaitu Leonardo Gale, seorang ahli sains di Universitas New York dan Alfred Vail, anak pemilik pabrik pengolahan besi sekaligus seorang yang mempunyai keterampilan mekanik. Tim ini bekerja dengan serius sehingga hasilnya pun menjadi lebih baik. Pada 1837, Morse mengajukan hak paten untuk telegrafnya, dilengkapi dengan sandi yang terdiri dari titik dan garis untuk mewakili angka-angka, kamus untuk mengubah angka-angka itu menjadi kata-kata dan seperangkat gigi gergaji untuk mengirim sinyal. Sandi untuk telegrafnya inilah yang kemudian dinamakan Sandi Morse. Sejak itu, Sandi Morse ditetapkan sebagai standar untuk telegarf di seluruh dunia.

Pada 1843, Morse memperoleh bantuan dana sebesar 30.000 dolar dari pemerintah Amerika Serikat untuk membangun jalur telegraf dari Washington DC ke Baltmore. Ini adalah jalur kabel telegraf pertama di Amerika Serikat yang digunakan secara resmi. Proyek ini berhasil diselesaikan Morse pada Mei 1844 dan terpasanglah jaringan telegraf listrik antar kota pertama di dunia. Kegemilangan ini membuat nama Morse semakin terkenal. Tidak lama kemudian, telegraf bikinan Morse menjadi alat komunikasi yang paling diandalkan. Banyak perusahaan swasta yang membangun jaringan telegraf yang menghubungkan berbagai kota di Amerika. Pada 2 April 1872, akibat menderita penyakit pneumonia, Morse wafat di New York, menjelang ulang tahunnya yang ke-81.***

Belum ada Komentar untuk "TOKOH-TOKOH SUPER JENIUS DUNIA LXXII"

Posting Komentar

Jangan Merubah Kode Ini

Jangan Merubah Kode Ini

Jangan Merubah Kode Ini

Jangan Merubah Kode Ini