Link Shopee Disini

TOKOH-TOKOH SUPER JENIUS DUNIA LXXVI

SUN YAT SEN

Perintis Revolusi China


Inilah Sun Yat Sen, tokoh kharismatik yang disebut-sebut sebagai Bapak China Modern. Dialah sosok utama di balik Revolusi China pada 1911 yang berhasil menggulingkan pemerintahan kekaisaran. Wajah negeri tirani bambu pun berubah dari rupa kolot beraroma feodal menjadi sebuah negeri yang siap menatap tantangan zaman. Di bawah pimpinannya, lahirlah negara Republik Rakyat China. Sun Yat Sen adalah sosok agung yang sangat dihormati oleh rakyat China, bahkan ketika terjadi pergolakan internal yang menyebabkan bangsa China terpecah menjadi dua, yakni China daratan dan Taiwan.

Sun Yat Sen dilahirkan pada 12 November 1866 di Guangdong, China, dengan nama asli Sun Wen. Ia adalah anak petani miskin di mana sejak kecil ia harus membantu ayahnya di ladang dan menggembalakan sapi. Pada 1876, Sun Wen mulai merasakan bangku sekolah dasar. Tiga tahun kemudian, ketika usianya menginjak 13 tahun, Sun Wen merantau ke Honolulu, Hawai, menyusul kakaknya yang bernama Sun Mei.

Di Hawai, Sun Wen melanjutkan sekolahnya dan mempelajari hal-hal yang baru, seperti bahasa Inggris sejarah Inggris, Matematika, Sains, ilmu pengetahuan umum dan pelajaran agama Kristen. Sun Wen termasuk siswa berprestasi di sekolahnya. Kecemerlangan itu membuatnya mendapat beasiswa untuk sekolah di Oahu College untuk studi lanjut. Namun, kakaknya ternyata khawatir dengan pergaulan Sun Wei, ia cemas apabila Sun Wei kemudian memeluk agama Kristen. Oleh sebab itu, pada 1883, Sun Wei pulang ke China.

Sun Wei tak berhenti belajar meskipun dipaksa pulang kampung. Ia belajar kedokteran di Rumah Sakit Guangzhou di bawah bimbingan seorang dokter sekaligus misionaris Kristen bernama John G Kerr. Berkat prestasinya yang bagus, pada 1892 Sun Wen memperoleh lisensi untuk praktik sebagai dokter di Hongkong College of Medicine. Semasa di Hongkong inilah Sun Wei mendapat panggilan Yat Sen sehingga namanya pun lama-lama dikenal sebagai Sun Yat Sen. Ia lulus dari sekolah kedokteran di Hongkong pada 1892. Sun Yat Sen pun akhirnya memeluk agama Kristen.

Dari pendidikan Barat yang diperolehnya, mulailah muncul benih-benih pemikiran revolusioner di benak Sun Yat Sen. Apalagi ketika ia melihat kacaunya pemerintahan Dinasti Qing (Manchu) yang kala itu berkuasa di China. Sun Yat Sen akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia medis. Pada Oktober 1894, ia pergi ke Hawai untuk menyusun pergerakan demi perbaikan China. Sebulan kemudian, Sun Yat Sen mendeklarasikan berdirinya Revive China Society (Kebangkitan Rakyat China) di Honolulu dengan tujuan demi terciptanya kemajuan dan kemakmuran di China.

Pada 1895, China kalah perang melawan Jepang. Usai perang, Sun Yat Sen balik ke Hongkong untuk menyusun rencana perlawanan terhadap kekaisaran. Kendati perjuangannya belum menemui hasil, namun pemikiran revolusioner Sun Yat Sen telah menginspirasi sebagian rakyat China, terutama yang berada di perantauan. Upaya perlawanan itu membuat Sun Yat Sen diasingkan ke London, Inggris, pada 1896. Di sana, ia pernah berperkara dengan Kedutaan China, namun justru berkat itulah nama Sun Yat Sen kian dikenal di dunia internasional.

Sun Yat Sen kemudian bertekad untuk belajar lebih banyak lagi. Ia pun berkelana untuk memperdalam pengetahuannya tentang politik dan ekonomi Barat demi memperbaiki kehidupan politik dan ekonomi di negerinya. Pada 1905, Sun Yat Sen muncul kembali dengan mendirikan Tung Meng Hui (Liga Revolusioner Gabungan) dengan mengusung tiga visi: nasionalisme, demokrasi, dan kesejahteraan rakyat.

Bersama-sama dengan orang-orang yang sepaham dengannya, juga berkat dukungan orang-orang China di perantauan, Sun Yat Sen melancarkan perlawanan bergelombang terhadap pemerintahan Kekaisaran China. Setelah bertahun-tahun mencoba, akhirnya upaya Sun Yat Sen dan kawan-kawannya membuahkan hasil. Pada Oktober 1911, Kekaisaran China dapat diruntuhkan. Sun Yat Sen membawa China menuju gerbang modernitas dan lahirlah negara Republik Rakyat China (RRC).

Sun Yat Sen pun terpilih sebagai presiden sementara RRC. Tetapi, agar tidak terjadi perang saudara, Sun Yat Sen menyerahkan posisi itu kepada Yuan Shikai, mantan pejabat tinggi kekaisaran. Ternyata Yuan Shikai sangat ambisius berkuasa penuh sehingga pada 1916 Sun Yat Sen menggalang kekuatan untuk melengserkannya. Setelah Yuan Shikai dapat dirobohkan, Sun Yat Sen mendirikan partai politik Kuomintang. Pada 1917, ia membentuk pemerintahan di Guangzhou untuk melawan sisa-sisa pengikut Yuan Shikai di Beijing. Sun Yat Sen tetap berjuang demi cita-cita bersatunya seluruh rakyat China. Sun Yat Sen wafat pada 1925, namanya tetap harum dan menjadi tokoh kebanggaan rakyat China.***

 

THALES

Bapak Filsafat Barat


Dari semua tokoh pemikir pada masa Yunani Kuno yang kemudian menjadi panutan bagi generasi di masa-masa setelahnya, Thales adalah the god father-nya. Aristoteles, misalnya, mengakuii Thales sebagai filsuf pertama, pemikiran Thales dianggap sebagai pemikiran filsafat yang paling awal. Sebelumnya, alam pikiran Eropa masih terkungkung dalam ranah mistis, masih didasarkan atas kepercayaan kepada para dewa dengan segala mitos yang menyelimutinya.

Kemudian, Thales datang dengan akal sehat, ia mencoba menjelaskan tentang alam semesta dan gejala-gejala yang terjadi di dalamnya dengan memakai dasar penjelasan yang rasional. Oleh karena itu, Thales didapuk sebagai Bapak Filsafat Barat yang "membersihkan" pemikiran Eropa dari dogma takhyul yang tak masuk akal.

Thales dilahirkan di Miletos, sebuah kota yang terletak di kawasan Asia Kecil (sekarang wilayah Turki bagian Asia), pada 624 SM. Miletos memang dikenal sebagai tempat asal para pemikir awal sebelum mereka hijrah ke Yunani. Perjalanan Thales dari Miletos ke Yunani berawal dari aktivitasnya sebagai seorang saudagar. Thales pernah berdagang sampai ke Mesir di mana ia mempelajari tentang ilmu ukur di sana dan kemudian membawanya ke Yunani.

Orang ini memang super jenius, banyak cabang ilmu yang dikuasainya. Konon, Thales mampu mengukur piramida hanya dengan melihat bayangannya saja. Ia juga dapat mengukur dengan tepat jarak kapal yang berada di tengah lautan dari pantai. Dua contoh kejadian ini membuktikan kepiawaian Thales dalam bidang ilmu matematika, khususnya ilmu ukur. Kemampuannya di ranah ilmu astronomi pun sudah terbukti. Pada 585 SM, ia mengejutkan dunia karena mampu memprediksi terjadinya gerhana matahari dengan tepat. Thales bukan cuma asal tebak. Sejak 747 SM, Thales serius mempelajari berbagai catatan tentang astronomi di Babilonia. Selain itu, manurut Aristoteles, Thales adalah orang pertama dalam sejarah dunia yang memikirkan perihal terbentuknya alam semesta.

Selain ilmu ukur dan astronomi, Thales juga sangat piawai dalam ilmu politik dan pernah diangkat sebagai penasehat Raja Krosus di Lydia. Selain itu, Thales juga menjadi ahli ilmu politik yang sangat dihormati oleh orang-orang Ionia karena jasanya yang sangat besar. Pada pertengahan abad ke-6 SM, keamanan kota-kota di Ionia terancam oleh Kerajaan Persia (sekarang wilayah Iran). Thales mengusulkan agar bangsa Ionia memusatkan pemerintahannya di Teos, kota yang memiliki posisi sentral di wilayah Ionia. Dengan posisi tersebut, kota-kota lain di Ionia berdiri sebagai distrik yang semuanya berpusat di Teos. Ionia pun menjadi wilayah yang bersatu sehingga sulit untuk ditaklukkan.

Di bidang filsafat etika, Thales memberi sumbangsih besar dalam hal etika berbisnis. Ia memberikan wejangan bahwa harta akan menjadi baik apabila diperoleh dengan cara yang baik dan digunakan untuk hal-hal yang baik. Dalam konteks ini Thales menekankan bahwa jika suatu bisnis dijalankan dengan etika bisnis yang baik niscaya akan memberikan kebaikan pula. Tentang jiwa, Thales berpendapat bahwa segala segala sesuatu di alam semesta ini pasti memiliki jiwa. Tidak hanya benda yang hidup saja yang punya jiwa, benda mati (materi) pun demikian juga. Teori Thales inilah yang kemudian disebut dengan istilah hylezoisme. Thales mendasarkan pemikirannya ini pada magnet yang bisa menggerakkan besi.

Salah satu pemikiran Thales yang paling terkenal adalah tentang zat yang menjadi pusat segala sesuatu di mana ia menempatkan air pada posisi sentral tersebut. Menurutnya, air adalah pangkal, pokok serta dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta. Air bisa berubah dalam berbagai bentuk, baik dalam wujud cair, padat, atau gas, tanpa mengurangi komposisinya. Air juga sanga kuat dan tidak bisa dihancurkan. Selain itu, air menjadi sumber kehidupan bagi semua mahluk hidup. Komponen penyusun bumi pun sebagian besar terdiri dari air. Fenomena alam gempa bumi, misalnya, dipandang oleh Thales sebagai bukti kekuatan air yang maha dahsyat di mana gempa itu bisa terjadi karena desakan gelombang air dari bawah tanah.

Kcemerlangan Thales belum habis sampai di sini. Ia juga mencetuskan banyak falsafah yang sangat terkenal di bidang ilmu filsafat etika. Salah satu falsafah etika ala Thales berbunyi bahwa "orang yang berbahagia adalah orang yang sehat jasmaninya, kaya jiwanya, dan mau belajar sepnjang hidupnya." Jelas sudah, bagaimana pemikiran Thales yang lintas ilmu itu menjadi acuan bagi banyak orang yang hidup di era setelahnya. Banyak pemikir Yunani yang kemudian menjelma menjadi para maestro berat didikan Thales. Pada 546 SM, sang pemula ilmu pengetahuan ini tutup usia.***

Belum ada Komentar untuk "TOKOH-TOKOH SUPER JENIUS DUNIA LXXVI"

Posting Komentar

Jangan Merubah Kode Ini

Jangan Merubah Kode Ini

Jangan Merubah Kode Ini

Jangan Merubah Kode Ini